Keajaiban La La Land
Saturday, 21 January 2017
Di bioskop Indonesia, tahun 2017 diawali dengan cukup baik. Setidaknya menurut saya pribadi. Indikasinya dapat dilihat dari daftar film-film yang ditayangkan. Salah satunya adalah film berjudul La La Land, meskipun di USA film ini sudah ditayangkan sejak akhir Desember 2016. Film ini mendapat sambutan yang luar biasa, sampai memenangkan beberapa penghargaan bergengsi. Ya, itulah salah satu faktor yang membuat saya sangat menanti tayangnya film musikal ini di Indonesia.
Bercerita tentang Mia (Emma Stone) dan Sebastian (Ryan Gosling) yang secara tidak sengaja bertemu di beberapa momen beruntun. Bisa dibilang mirip dengan skema FTV Indonesia, haha. Tapi La La Land tentu lebih daripada itu. Menurut saya, Mia dan Sebastian adalah pasangan yang sangat seru dan serasi. Mia seorang aktris, Sebastian seorang musisi. Keduanya sama-sama merintis karir dari nol. Mia bekerja paruh waktu di sebuah kafe sambil mengikuti audisi di sana-sini, sedangkan Sebastian menjadi pianis serabutan yang sangat mencintai musik jazz. Kedekatan mereka dimulai dari pertemuan di sebuah pesta, yang sejak saat itu membuat keduanya makin penasaran terhadap satu sama lain. Mia dan Sebastian pun menjalin kasih sambil tetap mengejar mimpinya masing-masing. Meskipun akhirnya tak berjalan sesuai harapan (penonton). Hehehe.
La La Land direalisasikan oleh Damien Chazelle, seorang sutradara muda kelahiran 1985 yang juga menggarap film Whiplash (2014). Dari kedua film tersebut, ciri khas Damien Chazelle sangat terasa, salah satunya terlihat dari sisipan-sisipan shot singkat di antara dua scene yang menurut saya sangat menarik. Selain itu, cerita dan sinematografi dari kedua film tersebut sangatlah apik sehingga tidak heran jika ratingnya lumayan tinggi (di atas 8 menurut IMDb). Selain Damien Chazelle, acungan dua jempol juga saya berikan kepada Justin Hurwitz, sang penata musik. Sebagai film musikal, La La Land memiliki karakter kuat dengan porsi yang tidak berlebihan. Keindahan musiknya seperti mampu membuat saya senyum-senyum sampai selesai menonton. Tidak hanya dari lagu yang dinyanyikan oleh Mia dan Sebastian, tetapi juga lagu lain yang dinyanyikan secara kolosal. Ditambah lagi dengan koreografi arahan Mandy Moore yang semakin membuat film ini begitu indah dan manis.
Hal yang saya sayangkan dari film ini adalah riasannya, terutama riasan Mia. Emma Stone memang lebih muda dari Ryan Gosling, namun entah mengapa, di beberapa angle Emma terlihat sangat tua dari yang seharusnya. Namun, untunglah di film ini Ryan Gosling tampil sangat pas, menurut saya, entah dari penampilan fisik maupun auranya sebagai musisi. Fakta kecil yang baru saya sadari, ternyata Ryan Gosling mempunyai mata yang dalam dan sangat teduh. Aww!
P.S.: Kalian bisa membuat gif seperti di atas dengan mengunjungi situs gif.lalaland.movie
edit
No comments:
Post a Comment