Jogjakarta Kini

Iya memang, Jogja sekarang banyak sekali hotelnya. Iya, Jogja sekarang banyak Mall. Iya, Jogja sekarang makin macet. Iya, Jogja sekarang makin panas. Iya memang, Jogja sekarang sudah tak seperti dulu, dan saya kira, semua kota pasti mengalami hal serupa, tentu saja dengan isunya masing-masing. Semuanya terasa berubah dan tak lagi sama. Revolusi, kalau kata orang-orang pintar.

Terlepas dari itu semua, Jogja bagi saya adalah tempat pulang paling nyaman. Iya, salah satunya karena Jogja adalah kota kelahiran saya dan setiap orang tentu merasa seperti itu terhadap kotanya masing-masing. Ada sesuatu dari Jogja yang membuat saya selalu tertarik dan rindu. Entah apa itu.

Pulang ke Jogja rasanya seperti memeluk sepuluh sahabat yang lama tak bersua dengan sekali rengkuhan sekaligus. Suasana dan perasaan tenteram aneh ketika kamu berada di Jogja, mungkin itu yang selalu bikin candu. Aroma hangat dan kerendahan hati seakan menyeruak di setiap sudutnya.

"Eh, sore ini ada screening film, nih. Datang, yuk!", "Ayo besok kita nonton teater di TBY.", "Eh, lagi ada Pasar Kangen, lho. Ayo ke sana!", "Ayo ke hutan pinus lalu mengejar sunset di pantai...", dan sebagainya... dan sebagainya... sedikit-sedikit seperti itu, sedikit-sedikit seperti itu.

Ah, Jogja... saya rindu, serindu-rindunya.


Jogjakarta kini; masyarakat Jogja masih terus telaten melanjutkan pelestarian budaya dan seni, berimprovisasi sesuai porsi, dan (selain di bidang seni) bahkan belakangan banyak digelar pasar dengan produsen-produsen yang peduli isu lingkungan dengan menghasilkan produk berbahan dasar serba organik. Saya turut senang, karena ini menunjukkan bahwa di tengah maraknya krisis isu lingkungan (dan politik), masyarakat Jogja masih terus optimis terhadap perubahan yang lebih baik! :) 
Labels: ,
edit

No comments:

Post a Comment