Membuat Lubang Biopori

hello readers, kali ini aku mau berbagi cerita tentang apa yang aku dapat pada hari Minggu, 9 Februari kemarin.
di tanggal itu, kami para volunteer EH (Earth Hour) Jogja berkumpul di Koki Joni untuk menerima pelatihan yang diisi oleh Pak Kakung dari BLH (Badan Lingkungan Hidup) tentang pembuatan lubang biopori. apa itu lubang biopori? singkatnya, lubang biopori adalah bentuk sederhana dari sumur resapan dan berguna agar air hujan cepat mengalir ke dalam tanah. biasanya, lubang biopori dibuat di daerah yang menggenang jika terjadi hujan atau di daerah2 yang tanahnya sudah tertutup oleh semen atau bahkan konblok.

dari pelatihan yang merupakan program dari Kinjeng#6 ini diketahui ternyata membuat lubang biopori sangatlah mudah dan tidak memakan banyak waktu. peralatan dan bahan yang dibutuhkan adalah:

  1. sekop
  2. alat khusus untuk membuat lubang biopori (bentuknya seperti linggis yang ada bornya) atau menggunakan linggis saja sudah bisa.
  3. semen
  4. sampah organik yg mudah terurai (contoh: daun-daun kering)
  5. pipa peralon atau bambu sepanjang -/+ 40 cm
  6. filter yang terbuat dari kawat
  7. konblok yang berlubang

langkah-langkah pembuatan lubang biopori:
1. lubangi/bor tanah menggunakan linggis atau alat khusus seperti pada gambar di bawah





2. gali sampai kedalaman kira-kira 1 m. setelah itu, masukkan pipa peralon atau bambu dengan posisi menggantung (ganjal menggunakan batu agar pipa/bambu tidak terjatuh.



3. berilah semen yang sudah dicampur dengan air ke sela-sela pipa, batu, dan tanah agar pipa/bambu tersebut tidak mudah goyah atau bahkan jatuh.

4. masukkan dedaunan kering yang sudah disiapkan ke dalam lubang pipa hingga penuh.



5. terakhir, tutup lubang dengan filter kawat dan konblok yang berlubang. et voilà! jadi deh lubang biopori kita :)



gimana? gampang banget kan? lubang biopori ini dapat membantu penyerapan air di daerah menggenang sehingga sedikit demi sedikit dapat mengurangi banjir. pemasangan filter kawat dimaksudkan agar sampah plastik tidak bisa masuk. hal ini juga dapat menjadi alternatif bagi yang masih sering membakar sampah organik (dedaunan). daripada dibakar dan menimbulkan asap yang mencemari udara, mending sampahnya digunakan untuk mengisi lubang biopori :)

jika dalam suatu lahan membutuhkan banyak lubang biopori, maka jarak antar lubang juga harus diperhatikan tergantung pada jenis tanahnya. jarak rata-rata antar lubang kurang lebih 1-2 m. daun-daun yang ada di dalam lubang akan terurai sedikit demi sedikit setiap harinya. untuk itu, diusahakan untuk mengisi ulang lubang biopori tersebut secara berkala.

demikian sedikit informasi yang dapat saya sampaikan *halah* semoga bermanfaat dan kalau sekiranya ada yang kurang, just feel free to tell me :D

 Image source: Earth Hour Jogja


Labels: , ,
edit

No comments:

Post a Comment