Sudah Waktunya
Saturday, 4 January 2014
"Dengerin to, Rin. Wis wayahe. Udah waktunya kamu ngerawat ibumu."
"Anak yang di rumah tinggal satu ya, Bu? Ya memang sudah waktunya berbakti kan, dulu watu kecil ibunya yang merawat... sekarang gantian. Iya kan, Mbak?"
yang atas kata Citta, yang bawah kata dr. Wawan, dokter spesialis bedah syarafnya ibuk. serem dengernya. bukannya apa-apa. aku cuma berpikir... Ya Allah, serius kah ini? rasanya cepat sekali...
sekitar dua minggu yang lalu, ibuku operasi syaraf di bagian tulang belakang yang kejepit. punggungnya dibedah dan dipasang "pen" atau apa istilahnya aku kurang tau. Alhamdulillah operasinya lancar, tapi pemulihannya memang sangat lama. sampai sekarang aku menulis ini pun, ibuk belum bisa duduk. bahkan miring saja masih kesusahan. katanya masih sering linu dan nyeri. ditambah lagi, ibuk adalah tipe yang takut disuntik, dibedah, dan nggak tahan sakit. jadi ya begitulah... bikin nggak tega liatnya.
sebelum operasi, ibuk sempat opname 2 minggu dan itupun sering aku tinggal karena aku ada kegiatan baik di kampus maupun di luar. tapi pelan2 kegiatan itu aku kurangi, kadang jadi sering bolos kuliah juga. sedikit lega juga karena kakak perempuanku mudik dan lama tinggal di Jogja untuk nungguin ibuk. setelah syarafnya diinjeksi, ibuk dibawa pulang. mungkin aku jahat dan merasa semuanya udah baik. aku tiap hari pulang malam. bukannya tanpa alasan, aku memang ada kegiatan yg susah ditinggal waktu itu. sampe pada suatu hari aku ditegur kakakku, katanya ibuk kesakitan sampai teriak2. dan bodohnya aku sampai tidak tau kalau sampai segitu parah.
esoknya aku sempatkan dirumah, dan ternyata ibuk memang sangat kesakitan. sampai tidak bisa bangun. bapak sampai harus menggendong ibukku di punggung untuk ke kamar mandi. nggak ngerti lagi, aku nggak ngerti lagi apakah ada pria yang sesabar bapakku. God, I am proud to have him. akhirnya aku bantu bapak untuk memandikan ibuk, itupun ibuk sambil kesakitan dan teriak2 :( siangnya aku harus ke kampus karena ada malam puncak Inagurasi hari pertama. malamnya sekitar jam 21.00, ada sms: Rin, ibu di RS. deg. langsung nggak konsen. terpaksa aku langsung minta anter Rini ke RS, Onah dan Novi juga ikut.
16 Desember 2013 malam aku dapat kabar kalau besok pagi ibuk mau dioperasi. entah, tapi rasanya lega.
pasca operasi, ibuk lama banget opname di RS sampai aku sempat naksir sama salah satu perawat di bangsal itu hehe. sampai akhirnya kemarin lusa ibuk dibawa pulang karena memang dokter sudah memperbolehkan. tapi sakit pasca operasi memang tak terelakkan, kata ibukku. lukanya masih sakit sekali. Ya Allah, andai sakitnya ibuk bisa dibagi...
kadang capek sih, bosan, harus sering standby, apalagi kalau pas bapak sama kakak pergi keluar, rasanya insecure. sebenernya pengen nerusin kegiatan di luar yang masih ada, jaga pameran Biennale Jogja yang lama aku tinggal, yang sebentar lagi sudah mau selesai, itu juga belum keturutan. pengen main, pengen nggak pulang duluan ketika lagi ngumpul sama temen2, jujur aku pengen egois, kadang.
tapi rasanya aku jahat banget kalau gitu. iya aku jahat. anak macam apa. dan memang mereka bener kok, ini memang sudah waktunya. waktuku, lebih tepatnya. harus siap bangun pagi-pagi buat bantu bapak merawat ibuk, harus siap kalau harus menjaga ibuk sendirian, harus siap kalau beberapa hari lagi kakakku mungkin balik ke Jakarta. harus rela waktu mudaku yang belum 20 tahun ini terpotong banyak. iya, aku harus mengerti. harus sabar. sampai kapanpun, aku emang nggak akan bisa membalas kasihnya. tapi at least, aku mau mencoba berguna untuknya...
Buk, Ibuk tu udah nggakpapa kok, tinggal recovery aja. Ayolah sakitnya dilawan. Please jangan takut, Buk... kita semua ada di sini kok buat Ibuk. muah.
edit
No comments:
Post a Comment