Merantau
Thursday, 26 January 2017
Dok. KKN-PPM UGM KSL 02 2015 |
Bagi sebagian orang yang sudah biasa bepergian, merantau bukanlah masalah besar. Kamu hanya perlu mengemasi semua barangmu, berangkat, lalu menetap di tempat lain. Namun bagi orang lain yang jarang bepergian jauh dan terpisah dengan orang terdekat, merantau bisa saja menjadi sesuatu yang sangat menggelisahkan.
Bagaimana dengan saya? Tidak keduanya, saya kira. Saya memosisikan diri di tengah-tengah, seperti halnya dalam perkara lain. Hal yang tidak menyenangkan dari merantau adalah, kita harus memulai (hampir) semuanya dari nol. Salah satunya ketika kita masuk dalam lingkungan masyarakat atau pergaulan baru. Kita harus repot-repot menjelaskan siapa kita dan berbagai latar belakang yang mereka ingin tahu. Menjelaskan dari awal mengapa kamu punya kebiasaan yang aneh, mengapa kamu sangat pendiam, mengapa wajahmu tetap terlihat sama meskipun sudah mandi, dan berbagai hal receh lainnya. Bagi orang introvert seperti saya, proses seperti ini terkadang cukup melelahkan. Untunglah sejauh ini saya masih bisa mengatasinya.
Di sisi lain, merantau tentu memiliki banyak manfaat dan keseruan tersendiri. Kita jadi belajar banyak hal baru yang terkadang mengejutkan. Manajemen ekonomi dan waktu ternyata menjadi pelajaran yang menurut saya paling menantang. Meskipun saya sudah memiliki penghasilan sendiri, jujur saja, saya masih kesusahan untuk mengatur keuangan agar bisa seimbang. Tidak jarang hal ini berdampak pada pola makan yang jadi berantakan. Makan nasi kecap? Pernah. Makan nasi micin? Jangan sampai! Hahaha.
Mengenai manajemen waktu, saya sampai sedih jika mengingatnya. Tidak hanya jam makan, tetapi juga jam tidur. Satu bulan pertama, saya selalu bisa bangun pagi, bahkan sebelum subuh. Padahal ketika masih di Jogja, saya susahnya minta ampun untuk bangun pagi. Saya senang sekali dan bangga terhadap diri sendiri karena bisa menuruti apa yang selalu Bapak inginkan dari saya. Namun apa? Kebiasaan baik itu ternyata tidak berlangsung lama. Sekarang saya kembali susah bangun pagi. Sudah dengar alarm, tapi pasti tidur lagi. Saya sampai heran kenapa bisa begitu parahnya. Apa karena saya sudah merasa nyaman di tempat baru ini? Ah, tidak. Ini semua karena saya kalah sama setan.
Tapi tidak masalah, namanya juga proses. Selama kita berusaha memperbaiki, pasti akan ada kemajuan. Saya percaya bahwa proses yang saya jalani kali ini akan membentuk saya menjadi pribadi yang semakin kuat, mandiri, dan berani.
edit
No comments:
Post a Comment