Rumah Tangga yang Bahagia; Perkenalan dengan Leo Tolstoy
Wednesday, 18 January 2017
Rumah Tangga yang Bahagia atau Semeynoye Schast'ye dalam judul aslinya, adalah buku pertama yang saya baca di tahun 2017. Novel karya Leo Tolstoy ini bercerita tentang seorang gadis bernama Masha yang menikah pada umur 17 tahun dengan teman baik ayahnya yang berjarak 18 tahun darinya. Kedekatan mereka yang semakin menjadi diawali dengan momen kepergian ayah Masha untuk selamanya. Sejak peristiwa itu, keduanya semakin mendalami perasaan satu sama lain. Awalnya mereka ragu--terutama karena jauhnya jarak umur, namun pada suatu hari akhirnya mereka berdua sama-sama memantapkan langkah untuk naik ke pelaminan.
Sergei--suami Masha, adalah tipe lelaki pendiam yang sangat mencintai pekerjaannya. Ia menunjukkan cinta dan kemesraan dengan cara yang berbeda dari imajinasi Masha. Meskipun sedikit kurang nyaman, Masha tetap berusaha menikmati kehidupan barunya, terlebih karena dia sangat menyayangi sekaligus menghormati Sergei. Masha belajar banyak dari suaminya, salah satunya adalah tentang kebahagiaan yang dijalani dengan hidup untuk orang lain dan bukan hanya hidup untuk diri sendiri.
Tanpa diduga, badai rumah tangga pun datang ketika mereka berkunjung ke St. Petersburg. Kecintaan Masha akan dunia pergaulan bangsawan membuat Sergei gusar, sampai pada suatu titik emosinya pun memuncak. Sejak saat itu, rumah tangga mereka menjadi dingin selama bertahun-tahun, sampai Masha melahirkan tiga orang anak. Meski begitu, Masha dan Sergei tetap mencintai satu sama lain, hanya dengan cara yang sedikit berbada.
Melalui cerita tersebut, Tolstoy menunjukkan kepada pembaca tentang kehidupan rumah tangga yang tidak dibuat-buat dan dapat dianalogikan dengan kehidupan. Bahwa tidak selamanya rumah tangga berjalan dengan mulus. Begitu pula dengan kehidupan. Seiring dengan berjalannya waktu, orang-orang pun banyak yang berubah, sesuai dengan pengalaman jiwa yang dialaminya. Seorang yang tadinya kagum dan cinta setengah mati, dapat berubah menjadi dingin seakan tak berperasaan. Kejadian-kejadian yang ditemui selama proses tersebut tentu saja turut membawa pengaruh. Namun, seberapa hebatnya pengaruh pengalaman dan perubahan yang terjadi, kita dapat memilih untuk tetap setia pada komitmen. Hanya jika kita mau, tentu saja.
Baru kali ini saya membaca karya Tolstoy, meskipun saya sudah sering mendengar namanya. Sedikit disayangkan karena menurut saya, penyelesaian konflik pada novel ini cenderung kurang kuat. Konflik yang berkepanjangan dan terkesan datar jujur saja membuat saya jenuh. Tetapi, saya suka dengan nilai ceritanya yang sederhana tapi mengena, membuat saya penasaran dengan karya Tolstoy atau penulis Rusia lainnya. It was a quite good start, I think ;)
Labels:
book review
Sergei--suami Masha, adalah tipe lelaki pendiam yang sangat mencintai pekerjaannya. Ia menunjukkan cinta dan kemesraan dengan cara yang berbeda dari imajinasi Masha. Meskipun sedikit kurang nyaman, Masha tetap berusaha menikmati kehidupan barunya, terlebih karena dia sangat menyayangi sekaligus menghormati Sergei. Masha belajar banyak dari suaminya, salah satunya adalah tentang kebahagiaan yang dijalani dengan hidup untuk orang lain dan bukan hanya hidup untuk diri sendiri.
Tanpa diduga, badai rumah tangga pun datang ketika mereka berkunjung ke St. Petersburg. Kecintaan Masha akan dunia pergaulan bangsawan membuat Sergei gusar, sampai pada suatu titik emosinya pun memuncak. Sejak saat itu, rumah tangga mereka menjadi dingin selama bertahun-tahun, sampai Masha melahirkan tiga orang anak. Meski begitu, Masha dan Sergei tetap mencintai satu sama lain, hanya dengan cara yang sedikit berbada.
Melalui cerita tersebut, Tolstoy menunjukkan kepada pembaca tentang kehidupan rumah tangga yang tidak dibuat-buat dan dapat dianalogikan dengan kehidupan. Bahwa tidak selamanya rumah tangga berjalan dengan mulus. Begitu pula dengan kehidupan. Seiring dengan berjalannya waktu, orang-orang pun banyak yang berubah, sesuai dengan pengalaman jiwa yang dialaminya. Seorang yang tadinya kagum dan cinta setengah mati, dapat berubah menjadi dingin seakan tak berperasaan. Kejadian-kejadian yang ditemui selama proses tersebut tentu saja turut membawa pengaruh. Namun, seberapa hebatnya pengaruh pengalaman dan perubahan yang terjadi, kita dapat memilih untuk tetap setia pada komitmen. Hanya jika kita mau, tentu saja.
Baru kali ini saya membaca karya Tolstoy, meskipun saya sudah sering mendengar namanya. Sedikit disayangkan karena menurut saya, penyelesaian konflik pada novel ini cenderung kurang kuat. Konflik yang berkepanjangan dan terkesan datar jujur saja membuat saya jenuh. Tetapi, saya suka dengan nilai ceritanya yang sederhana tapi mengena, membuat saya penasaran dengan karya Tolstoy atau penulis Rusia lainnya. It was a quite good start, I think ;)
edit
No comments:
Post a Comment