Jogja - Jakarta - Jogja
Wednesday, 12 November 2014
Saya mau sedikit cerita tentang perjalanan ke Jakarta tempo hari. Jumat pagi (7/11) saya, Upik, Karmintun, dan Budhe Esthi berangkat ke Jakarta naik kereta ekonomi-ac Bogowonto dari Stasiun Tugu Yogyakarta. Tadinya cuma saya dan Upik aja yang mau berangkat, tapi Budhe akhirnya ikut karena mau sekalian ambil pensiunan.
Setelah cipika-cipiki sama Bapak, kami bertiga masuk ke gerbong 3. Tadinya Upik duduk terpisah, tapi untung ada mas-mas yang baik hati dan mau diajak tukeran :D hore. Kereta pun berangkat tepat waktu pukul 09.48. Gojes gojes gojesss... senang rasanya naik kereta lagi setelah sekian lama. Nggak sampai dua jam, saya udah mengantuk. Tidur-bangun-tidur-bangun, begitu terus kegiatan kami. Diselingi ngobrol sedikit, Upik baca novel, dan makan jenang sumsum bikinan Bapak.
Jalur kereta Jogja-Jakarta yang dilewati masih terasa familiar. Paling senang kalau melewati daerah pinggiran yang kaya pemandangan. Jurang, bukit, sungai, sawah, bahkan kabel listrik yang naik-turunnya selalu saya ikuti seiring pergerakan kereta. Atau mungkin rumah-rumah penduduk di pinggir rel dengan daerah yang sepi. Setiap lewat daerah semacam itu, sejak dulu saya selalu penasaran; Penduduk yang tinggal di pinggir rel dengan keadaan yang sangat pas-pasan itu, mereka gimana, ya? Apa mereka pernah mengeluh? Mereka kerjanya gimana? Apakah mereka nyaman tinggal disitu? Apakah mereka bahagia? Apakah mereka diperhatikan? Entah kenapa saya selalu penasaran. Di satu daerah, ada banyak anak yang main di rel kereta tanpa rasa takut, padahal rel di sebelahnya dilewati kereta yang saya tumpangi. Nggak cuma anak-anak, bahkan saya lihat ada satu atau dua keluarga yang ikut duduk-duduk berkumpul di rel kereta. Saya kok sedih, ya. Ada juga yang kumpul di pintu belakang rumah, tua-muda, rame-rame hanya untuk nonton kereta yang lewat. :(
Kehidupan. Mengingatkan saya (kita) untuk sadar dan kembali bersyukur.
Jakarta? Ya, begitulah.
Kami pulang ke Jogja tanggal (11/11) siang naik kereta Bengawan, harga tiketnya 50.000. Cuma saya dan Upik, plus Karmintun. Sebelumnya saya udah dapat info kalau kereta ekonomi yang harga 50.000 tempat duduknya 2-3, kaya di Bus. Mbak Dyah, Bapak, bahkan Budhe geli banget tau kalau kami pakai Bengawan. Tak apalah, namanya juga mahasiswa dengan uang saku terbatas. Kami udah pesen tiket dari jauh hari dan itupun penuh, ada 2 tempat duduk yang masih kosong di 10A dan 10B. Langsung deh kami ambil. Yes! Dapet juga tempat duduk yang 2 ruas!
Kami sampai di Stasiun Pasar Senen pukul 11.30 (padahal kereta berangkat pukul 11.55). Jajan dulu di Sevel, masuk ruang tunggu dan nyempetin sholat duhur+ashar. Saya sholat sambil deg-degan karena keretanya udah datang aja. Waktu masuk ke gerbong 7 dan nyari tempat duduk kami, jeng jeng jeng.... ternyata ruas A B barengan sama ruas C, jadinya 3 ruas :( merasa tertipu hiks. Saya duduk di sebelah bapak-bapak yang hobi banget ngobrol sama teman di depannya. Upik duduk di samping kiri saya dan di depan kami ada sepasang bapak-anak (kecil). Koper saya taruh jauh di belakang karena di atas kami tempat barangnya udah penuh. Lutut ketemu lutut, paha ketemu paha. Sempit. Untung bapaknya nggak macem-macem. Oke. Pengalaman.
Ada cerita ketika sampai di Cirebon, beberapa penumpang turun. Lega. Tapi ternyata banyak penumpang baru yang naik, kaya bedol desa, serius. Beranak-pinak dengan bawaan segunung. Dari bayi sampai kakek. Bahkan ada anak kecil, laki-laki, yang rewelnya setengah mati, teriak-teriak histeris kaya anak kecil di iklan kondom prancis yang tadi siang dipresentasiin kelompoknya Echa. Seru sekali perjalanan kami.
Kereta Bengawan tiba di Stasiun Lempuyangan Yogyakarta dengan terlambat, pukul 21 lebih banyak. Waktu lewat Jembatan Kewek, bapak-bapak yang tadi bilang ke temannya, "Indah, ya, Jogja." haha senangnya :) setelah 9 jam duduk rapi sikap sempurna, akhirnya berdiri juga. Turun dari kereta dan dijemput naik motor oleh bapak terkasih. Upik pulang ke kost naik taksi.
----
FYI, saya dan Upik ke Jakarta untuk menyebarkan proposal Samantraya. Tanggal 27 Februari - 1 Maret 2015 nanti rencananya Samantraya akan tampil di IV International Folklore Festival di Vienna, Austria.
Mohon doa dan dukungannya supaya kami bisa berhasil :)
edit
No comments:
Post a Comment